MAKASSAR -- Forum Masyarakat Peduli Budaya dan Sejarah Kerajaan (FMPBSK) Gowa menduga adanya praktek pemalsuan barang pusaka kerajaan oleh kalangan tertentu.
"Kami menduga adanya praktek duplikasi barang-barang pusaka di 'Istana Balla Lompoa' (Rumah Besar) dan yang tersimpan saat ini bukanlah asli," ungkap Ketua FMPBSK Gowa, Sulawesi Selatan Syarifuddin Kulle saat dihubungi dari Makassar, Jumat (20/5).
Menurut dia memang sudah lama dirinya mendengar kabar dari kalangan internal Kerajaan Gowa sejumlah barang pusaka diduga kuat telah diduplikasi hingga sangat mirip dengan aslinya.
"Sudah lama kabar ini diketahui namun kami tetap hati-hati menanggapinya. Untuk memastikan barang pusaka kerajaan itu asli dan tidak menjadi polemik harus segera dilakukan pengecekan ulang," ujarnya.
Kendati demikian untuk pengecekan ulang mesti dilakukan ritual pencucian barang pusaka disebut "Accera Kalompoang", dan kalau itu memang jalan terbaik, sebaiknya segera dilaksanakan, u capnya.
Meski prosesi ritual peninggalan kerajaan tersebut mempunyai cara tersendiri dengan cara menimbang termasuk mahkota kerajaan, tetap dibutuhkan pengecekan secara fisik dari orang ahli.
"Barang pusaka itu bukan hanya milik kerajaan tapi peninggalan sejarah itu harus diketahui publik termasuk masyarakat Gowa itu sendiri sebagai bagian dari kerajaan masa lampau," bebernya.
Pihaknya berharap agar pihak terkait dan aparat keamanan segera turun tangan mengkroscek informasi tersebut, bila ternyata itu belakangan benar maka menjadi kecelakaaan sejarah.
"Mudah-mudahan itu tidak benar. Maka pembuktian benar atau tidak harus dikroscek dan diperiksa keasliannya. Bahaya ini bila selama ini yang dicuci secara ritual itu ternyata barang imitasi, maka terjadilah kecelakaan sejarah," ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Gowa Andi Rimba Alam Pangeran saat dikonfirmasi terkait kabar tersebut, dirinya membantah adanya pemalsuan bahkan dia siap bertan ggung jawab. "Tidak benar itu ada benda pusaka hilang atau dipalsukan, saya siap bertanggungjawab. Tentunya informasi itu akan kami telusuri lebih lanjut," tegasnya.
Sebelumnya, puluhan massa tergabung dalam Komunikasi Forum Masyarakat Gowa menggelar demonstrasi terkait dengan dugaan raibnya barang pusaka asli kemudian diganti menjadi barang imitasi.
Korlap aksi Israwadi Muntu saat aksi di Polres Gowa, Sulsel meminta aparat kepolisian segera mengusut tuntas persoalan itu dan mendesak pemegang kunci benda kerajaan untuk membuka agar pembuktian kabar yang beredar dimasyarakat terjawab.
"Kepolisian setempat diminta memanggil pemegang kunci dan menghadirkan orang ahli untuk mengetes apakah benda pusaka itu masih asli atau sudah berubah menjadi imitasi," katanya.
Tidak hanya di Polres Gowa, massa juga menduduki Istana Balla Lompoa kemudian menuju DPRD setempat untuk menolak Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang pengaturan Lembaga Adat Daerah (LAD) Gowa ter masuk menolak pelantikan Raja Gowa yang baru.
Source ↔ Download MP3 Free