REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Mohammad Iqbal menerangkan terduga teroris di depan Starbucks ketika baku tembak bukan merupakan upaya bom bunuh diri.
"Yang di depan Starbucks ketika baku tembak, itu bukan bunuh diri, tapi upaya melemparkan granat rakitan, namun belum terlempar sudah meledak," kata Kombes Pol Mohammad Iqbal ketika menggelar jumpa pers di Jakarta, Jumat malam (15/1).
Ia menjelaskan terduga teroris tersebut ada upaya untuk membalas tembakan polisi dengan melemparkan granat rakitan, salah satunya berhasil dilempar dan meledak. Namun, yang kedua gagal terlempar dan meledak di tempat bersama pelaku.
Pada ledakan pertama, jelas terbukti ada bom bunuh diri, karena ada saksi yang sekaligus menjadi korban. "Ledakan pertama bunuh diri, karena ada saksi yang mengaku dipeluk pelaku dan diduga bertujuan untuk meledak bersama-sama, untungnya bisa melawan dan loncat akhirnya hanya luka saja," katanya.
Bukti kedua, karena adanya luka khas bom bunuh diri, yaitu luka parah di daerah perut sebagai pusat ledakan.
Kesimpulannya lima terduga teroris di MH Thamrin semuanya meninggal dunia. Total empat jam kejadian dalam semua proses kejadian di MH Thamrin hingga dibukanya lalu lintas kembali.
"Kalau membekuk terorisnya hanya membutuhkan waktu 10 menit saja," katanya.
Ia mengimbau masyarakat tidak takut menghadapi teroris, dan tetap waspada serta melaporkan kepada polisi jika mengetahui informasi mencurigakan.
Baca juga:
Bom Starbucks Serupa dengan Bom Cirebon, Beji dan Depok[1]
Kisah Dokter Bantu Gadis Yazidi Tawanan ISIS Kembalikan 'Keperawanan'[2]
References
- ^ Bom Starbucks Serupa dengan Bom Cirebon, Beji dan Depok (republika.co.id)
- ^ Kisah Dokter Bantu Gadis Yazidi Tawanan ISIS Kembalikan 'Keperawanan' (republika.co.id)