REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peletakan batu pertama proyek kereta cepat di Walini yang ditandatangani Presiden Jokowi menimbulkan kehebohan. Di luar ketidakhadiran Menhub Ignasius Jonan, netizen menyoroti batu prasasti yang dijadikan simbol grounbreaking kereta cepat.
Dalam prasasti tersebut tertulis: Walini 21 Januari 2016 PELETAKAN BATU PERTAMA PEMBAGUNAN KERETA CEPAT JAKARTA-BANDUNG ditandatangani Ir JOKO WIDODO PRESIDEN RI. Namun, setelah diamati ternyata ada kata typo, yang harusnya 'pembangunan' menjadi 'pembagunan' alias kurang huruf 'n'.
Tentu saja, adanya typo dalam peresmian proyek senilai Rp 71,7 triliun yang diklaim Jokowi tak menggunakan APBN tersebut menjadi pergunjingan di lini masa. Hingga kini, belum ada tanggapan resmi dari pihak Istana terkait salah penulisan kata tersebut.
Padahal, prasasti itu bakal menjadi benda bersejarah kalau seandainya kereta cepat buatan Cina sepanjang 142 kilometer tersebut benar-benar beroperasi pada 2019.
Meski Jokowi optimistis kereta cepat itu akan selesai tiga tahun lagi, namun banyak kalangan cukup pesimistis. Itu lantaran proyek mass rapid transit (MRT) dari Lebak Bulu ke Bundaran HI sepanjang 15,7 kilometer saja membutuhkan waktu pembangunan selama lima tahun.